Kejati Sulsel Gelar Donor Darah dan Sosialisasi Kesehatan Jantung dalam Rangka Hari Lahir Kejaksaan RI Ke-80 Tahun 2025

Kejati Sulsel Gelar Donor Darah dan Sosialisasi Kesehatan Jantung dalam Rangka Hari Lahir Kejaksaan RI Ke-80 Tahun 2025

 

KEJATI SULSEL, Makassar — Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan (Kejati Sulsel) menggelar kegiatan donor darah sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2025, di Baruga Adhyaksa Kejati Sulsel, Rabu (27/8/2025). Acara ini juga dirangkaikan dengan sosialisasi kesehatan dengan tema "Waspada Serangan Jantung" yang disampaikan oleh dr. M. Tasrif Mansur dari Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Dari 80 peserta yang mendaftar untuk melakukan donor darah, hanya 50 orang yang berhasil menyumbangkan darah. Mereka adalah pegawai Kejati Sulsel dan sebagian masyarakat umum.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kajati Sulsel, Agus Salim, Wakajati Sulsel Robert M. Tacoy, para asisten, Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Wilayah Sulsel beserta jajarannya, dan seluruh pegawai Kejati.

Kajati Sulsel, Agus Salin menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata dari jiwa sosial dan solidaritas insan Adhyaksa. "Setiap tetes darah yang kita donorkan akan menjadi harapan baru dan penyelamat bagi mereka yang membutuhkan, mengalirkan kehidupan dan kebahagiaan," ujar Agus Salim.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya sosialisasi kesehatan tentang serangan jantung. Ia berharap melalui sosialisasi ini, seluruh jajaran Kejati dapat lebih memahami pentingnya gaya hidup sehat, mengenali gejala awal serangan jantung, dan mengambil langkah-langkah preventif.

Sosialisasi kesehatan yang dibawakan oleh dr. M. Tasrif Mansur memaparkan secara rinci tentang tanda-tanda serangan jantung, mulai dari nyeri dada yang menjalar, sesak napas, keringat dingin, hingga mual atau pusing. Ia juga menjelaskan tanda-tanda henti jantung, seperti pingsan, napas tidak normal, dan tidak ada denyut nadi.

Dr. Tasrif juga memberikan panduan pertolongan pertama yang cepat dan tepat. Untuk serangan jantung, penanganan daruratnya adalah segera ke rumah sakit, mengatur posisi nyaman, dan jika memungkinkan, mengunyah aspirin. 

“Sementara untuk henti jantung, langkahnya adalah segera cek respons korban, hubungi layanan darurat 119, dan lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) atau CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). Jika tersedia, penggunaan AED (Automated External Defibrillator) juga sangat disarankan untuk meningkatkan peluang korban selamat,” kata dokter Tasrif.

Bagikan tautan ini

Mendengarkan

Hubungi Kami